Sabtu, 08 Oktober 2011

"Sahabatku Andromeda "

melewati jalan yang pekatnya seperti ini 
aku dan dia masih lagi bisa bercanda,
sesedu apapun hatiku sesedih apapun jiwanya,
kami berdua membaur dalam artii Sahabat

entah dari mana dulu dia datang 
yang pasti dia yang pernah menopangku saat aku tertatih 
saat segalanya pudar dan menjauh,
tak akan pernah habis kisahku tentang dia, 
perjalanan langit bulan dan matahari menjadi setia menemani kisah kami kisah yang terkadang tak indah
namun slalu terselip canda di dalamnya 
tak ada sekat tak perlu di tutup
mati rasanya urat malu itu terbungkus rapi oleh kejujuran 
meski terkadang ada dusta sesaat 
namun pasti semuanya akan menjadi kenangan yang lekat dengan senyuman

dunia itu biru lajunya penuh dengan intrig 
sama dengan kerasnya gelombang di lautan artik, 
namun dia datang warnai duniaku mengajakku berlayar bersama mengenal lautan kehidupan,
bermacam rupa bermacam hati sudahpun kami jumpa,
tak pernah lelah sedia membagi hati mengerti saling melengkapi andai ada ruang hampa tak terisi,
sedari mentari masih lagi menyapa dunia,
embunnya pun  masih basah sudah kami tulis cerita 
tentang kuntum yang hendak menjadi bunga 
tentang seorang sahabat yang mempunyai cita cita, 
tak habis di kikis teriknya mentari 
bersama membagi mencari sesuatu untuk mengusir dahaga , 
hingga berjumpa dengan senja 

ada hati di sini 
yang warnanya membaur dengan indah ataupun sedu sedannya jingga, tentang senja 
tentang hati tentang cinta 
tentang sesuatu yang hanya bisa di rasa
diartikan dari sorot dan bahasa jiwanya

sahabatku 
sedia mengambilkan cahaya bulan memindahkan cahayanya di gelapnya kesedihan yang pernah menderaku, 
bercerita tentang masa dulu antara aku dan dia jauh berbeda 
namun selaras saat gelak canda itu hadir mengisi sesuatu yang terkadang masih lagi mencipta benang merah,

aku dan sahabatku kekal bagai nadi dan jiwa detaknya selaras,kami tak pernah membalas setiap dari pada apa yang mereka beri  lukanya samar namun dalam membekas.aku dan sahabatku historinya lekat dengan canda dan duka keduanya terbingkai indah teramat indah ......tak tersentuh oleh siapapun tersimpan rapi di dinding jiwa kami sendiri-sendiri dia membawanya jauh hingga ke andromeda ...sedang aku tetap setia membacanya di sini di tataran Inderaloka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;